Senin, 15 April 2013

Sepi tiada bidadari.


Aku benci. Sangat benci, Sepi.

Hanya satu yang aku ingin tanyakan kepada-Mu, Tuhan.
Mengapa duniaku ini sepi, Bahkan sepi sekali?
disaat aku membutuhkan seseorang yang memang aku kira akan menghiburku saat ini entah pergi kemana.
Aku rindu kedamaian; yang biasanya ada di dalam dunia dunia orang lain.
Memang dunia sama, Tetapi mereka mempunyai seseorang yang mereka anggap dapat menghiburnya.
Sedangkan aku? Ini yang aku pertanyakan.

Bagaimanapun, Dimanapun aku berada, Aku akan merasakan sepi.
Dunia sedang perang pun sepertinya aku akan tetap merasakan kebencianku ini.
Tuhan memang adil, Entah Tuhan sedang mengujiku dengan kesepian ini, Atau memang ini nasibku yang membuat aku muak?
Tuuhan tidak pernah memberikan Cobaan yang tidak ada jalan keluar.
Aku kuat kok, dengan kesepian ini.
Tapi, Kalian harus tau. Aku muak dengan semua ini.
Muak, Muak sekali. Aku benci. Sangat benci.

Hening, Sunyi, Seperti di padang pasir yang tidak ada seorang pun disana.
Hanya angin yang berhembus, Bahkan menari ceria disana.
Disana angin pun bahagia.
Aku ingin sepertinya, Damai, Sepi tapi ceria.
Apa yang aku harus lakukan lagi?
Aku sudah tidak kuat lagi. hanya berdoa dan berusaha yang aku lakukan.
Tapi, tidak ada jawaban dari-Mu, Tuhan.

Kesetiaan ku saat ini adalah kesepian.
Dia selalu hadir dimanapun, bagaimanapun keadaanku saat ini.
apa memang aku harus terlahir untuk menjadi sahabatnya sepi?
Tidak. aku tidak mau. Untuk 'bertemu' nya saja aku sudah benci.
bagaimana untuk bersahabat?
Jika ada lomba persahabatan terbaik, Pasti aku dan sepi peringkat terakhir.
cara cara kebersamaan bersama sepi saja aku tidak tahu. Bagaimana aku menjalani hari hari bersama sepi.
Walaupun dia hadir setiap hari di kehidupanku. Tidak akan pernah membuat aku akrab bersamanya.
Karena, ya, memang aku tidak suka dengan dia.
entah mengapa. Apa karena aku yang terlalu berlebihan?
Jika aku berlebihan, Aku sudah stress. Tapi sekarang, Aku seperti back-street bersama sepi.
Menutupi kebencianku bersama sepi kesemua orang membuat aku tambah muak.
kalian mau bicara apa kepadaku? Aku harus memberi tahu bahwa aku benci sepi?
Tidak. Aku bukan orang yang terlalu terbuka.
Lagi juga, aku bukan orang yang gampang menerima komentar orang untukku.
Bagaimana jadinya jika aku tidak menerima komentar semua orang?
Teman, Sahabatku akan menjadi musuhku hanya karena sepi?
jangan membiarkan aku merasa sepi.
aku seperti orang yang tak punya hati. Melihat orang orang senang, tertawa, ceria, bergembira. Tapi aku tidak merasakannya.
Apa karena hubungan aku dengan kesepian ini terlalu lama? hingga aku kebal dengan semua itu?
Ya Tuhan, aku bilang aku tidak mau bersahabat dengan sepi.
Coba saja sepi mengerti keadaanku. Aku akan membuat sepi menjadi rival ku.
hanya karena aku tidak tau harus bagaimana cara aku mengusirnya.
Sepi memang tidak punya hati. Sekasar kasarnya aku untuk mengusir sepi tidak akan sakit hati baginya.
Tapi, Dia seperti nafas. Yang selalu ada, Selalu nempel, Seumur hidupku.


Aku merindukan bidadari yang sangat berharga bagi hidupku.

Dia; yang mencintaiku tanpa syarat (2)

“Selamat pagi, Sayang. Selamat tanggal 1 untuk yang ke 17 kita sayang. Maafin aku kalau aku belum bisa buat ayang bahagia. Sayang, semanga...