“Semangat, sayang. Semoga
sukses Ujian hari pertamanya” – Dia, April.
Kata kata yang selalu dia
ucapkan selama aku menghadapi Ujian Nasional dari hari ke hari, kata yang sama.
Perasaan yang membuat hatiku
benar benar tak tentu arah. Dia berjanji dia akan menemuiku pada bulan april,
sampai aku membuat nama sendiri untuk bulan April. Yaitu, April Kita.
Tapi dia berbohong, dia
membuatku kecewa. Dia tak jadi pulang ke Bandung untuk menemuiku. Sudah 17
bulan aku tak pernah bertemu denganya.
---
Aku ingin dipeluk kamu, bukan
seperti wanita wanita yang ingin seperti Relationship Goals, tapi aku ingin
memberi kedamaian kepada diriku saat aku dipeluk kamu.
Aku ingin dengar suaramu jelas,
bukan lewat telepon atau lewat voice note, tapi aku ingin mendengar suaramu secara
langsung karena suaramulah yang memberi kekuatan untuk melangkah.
Kenapa waktu begitu berjalan
sangat lambat? Kenapa kamu juga tak pernah memberi kepastian saat aku sedang
menangis karena rindu? Aku lelah menahan rindu. Haruskah aku menyerah pada
rindu ini?
Aku benci padamu saat aku
menulis ini, benar benar benci. Bagaimana bisa kamu meninggalkan aku sangat
jauh sendirian? Apakah kamu yakin bahwa aku baik baik saja? apa kamu yakin tak
ada seseorang yang akan menggangguku? Apakah kamu yakin bahwa akan ada
seseorang yang akan menemaniku setiap waktu seperti dirimu?
Aku sangat tidak yakin.
Aku benar benar tak habis
pikir oleh jalan pikiranmu.