Senin, 24 April 2017

Dia; yang mencintaiku tanpa syarat (2)

“Selamat pagi, Sayang. Selamat tanggal 1 untuk yang ke 17 kita sayang. Maafin aku kalau aku belum bisa buat ayang bahagia. Sayang, semangat ya dalam hal apapun, jangan males malesan, AKU AKAN PULANG SAYANGKU. Aku akan memeluk erat ayang, elus rambut ayang, dan aku akan cium kening ayang, aku akan pulang sayang, sabar sebentar ya. Aku akan bersamamu sayangku, kita akan merayakan anniv kita bersama, kita akan bermain bersama dan memasak bersama.

With love,

Dia”

Dia, yang selalu saja menulis ‘surat’ lucu dan berhasil membuat diriku berkaca kaca. Entah mengapa aku se cengeng itu. Andai saja dia ada disini, akan aku jambak rambut ikalnya.

Ah, sayang saja dia tak ada disini, disampingku. 

Oiya, perasaanku telah reda karena dia yang tak jadi pulang ke Bandung. Aku berpikir bahwa aku tak boleh egois. Aku percaya bahwa dirinya akan berpulang pada diriku. Oh, bukan. Bukan aku kepedean soal dia yang akan menyebutku sebagai rumah. Tapi hatiku yang berkata seperti itu.

Aku percaya benar benar percaya, bahwa hati kita mempunyai rumah masing masing. Sejauh apapun kita pergi, sebanyak apapun nafas terhembus, sepenuh apapun beban pikiran, kita pasti akan menemukan seseorang yang disebut sebagai rumah.

Aku jelaskan sekali lagi, dia yang disebut sebagai rumah itu yang benar benar bertindak seperti layaknya sandaran hati.

aku menganggap bahwa seseorang yang mempunyai suatu hubungan akan berpikiran bahwa sang pasanganlah rumahnya, tapi tidak, bagi beberapa orang diluar sana.

Kita mempunyai seseorang pasangan, tapi kita menjatuhkan hati pada yang lain, yaitu, jatuh hati kepada orang yang bisa mengerti kondisi kita, memahami apa maksud hati, mendengarkan apa cerita yang menjadi beban selama ini, tempat keluh kesah yang tak bosan sama sekali, atau bahkan teman nyaman untuk berbincang soal apapun.

Balik lagi ke dia, dia sudah punya yang aku sebutkan tadi. Tapi dia lebih dari itu, dia bukan rumah bagiku. Tapi, istana.

Aku ingin mengajak kalian ke istana tersebut, but, let me be your tour guide.





Rabu, 07 Desember 2016

Dia; yang mencintaiku tanpa syarat.

“Semangat, sayang. Semoga sukses Ujian hari pertamanya” – Dia, April.
Kata kata yang selalu dia ucapkan selama aku menghadapi Ujian Nasional dari hari ke hari, kata yang sama.
Perasaan yang membuat hatiku benar benar tak tentu arah. Dia berjanji dia akan menemuiku pada bulan april, sampai aku membuat nama sendiri untuk bulan April. Yaitu, April Kita.
Tapi dia berbohong, dia membuatku kecewa. Dia tak jadi pulang ke Bandung untuk menemuiku. Sudah 17 bulan aku tak pernah bertemu denganya.

---

Aku ingin dipeluk kamu, bukan seperti wanita wanita yang ingin seperti Relationship Goals, tapi aku ingin memberi kedamaian kepada diriku saat aku dipeluk kamu.

Aku ingin dengar suaramu jelas, bukan lewat telepon atau lewat voice note, tapi aku ingin mendengar suaramu secara langsung karena suaramulah yang memberi kekuatan untuk melangkah.

Kenapa waktu begitu berjalan sangat lambat? Kenapa kamu juga tak pernah memberi kepastian saat aku sedang menangis karena rindu? Aku lelah menahan rindu. Haruskah aku menyerah pada rindu ini?

Aku benci padamu saat aku menulis ini, benar benar benci. Bagaimana bisa kamu meninggalkan aku sangat jauh sendirian? Apakah kamu yakin bahwa aku baik baik saja? apa kamu yakin tak ada seseorang yang akan menggangguku? Apakah kamu yakin bahwa akan ada seseorang yang akan menemaniku setiap waktu seperti dirimu?
Aku sangat tidak yakin.

Aku benar benar tak habis pikir oleh jalan pikiranmu.

Sabtu, 14 Mei 2016

Mr.Rhamandiva💞

🌹Rindu

Rindu ini tak biasa, keinginan untuk berjumpa semakin menjadi.
Aku tak mengerti dengan diriku sendiri.
Mengapa hatiku menjau egois.
Angin malam pun tak mengerti betapa rindunya aku.
Kasurku menjadi saksi bahwa air mataku tetiba bocor dari mataku yang berkantung.
Aku mengerti bahwa dia akan datang, tapi bukan sekarang. Tapi, dia harus mengerti bahwa, Aku merindukannya.
Mungkin monoton, tp aku mencoba barangkali ada yang baru untuk hari esok.
Mungkin biasa, tp aku mencoba siapa tau ada yang bisa untuk hari esok.
Mungkin tak bisa, tapi aku mencoba mana tau ada hal yang pasti terjadi di keesokan hari.
Maaf dan terimakasih, itu yang ingin aku sampaikan.
Febri Rhamandiva,
I can't explain with just words how much you mean to me, but you're the only one i want to keep in my life.

🌹Pertemuan kita

Saat aku kenal kamu, semua berubah.
Mungkin ketika awan hanya berwarna abu abu, aku melihatnya ada senja. Senja mewarnai awan yang terlihat kusam.
Doaku untuk bahagia, dijawab dari kamu.
Tanpamu mungkin aku sekarang bukan apa apa, dan tak ada yang membanggakanku.
Denganmu, aku berkarya sebisaku untuk menunjukan hasilnya padamu.
Cinta ini mungkin tak sebanyak cinta mamamu, tapi setidaknya aku ingin berusaha agar mamamu percaya bahwa anaknya sudah jatuh ditangan wanita yang sangat mencintai anaknya.
Kamu lebih dari apa yang aku inginkan.
Jiwaku hanya separuh, dan aku berikan separuhnya kepadamu.
Kamu hebat, aku salut.
Aku sayang sama kamu. Bahkan lebih jika bisa dibilang.


🌹Sayangku, Febri Rhamandiva.

Jika kita bertemu suatu saat nanti, izinkan aku menggenggam tanganmu erat seolah olah aku sedang memanjat. Aku tidak mau terjatuh.
Jika kita bertemu suatu saat nanti, izinkan aku memelukmu seolah olah aku memeluk ibuku. Kalian sama, orang yang aku ingin peluk saat ini.
Jika kita bertemu suatu saat nanti, izinkan aku menatap matamu agar aku percaya bahwa lelaki yang aku tunggu selama ini telah ada didepanku.
Jika kita bertemu suatu saat nanti, izinkan aku melihat senyum indahmu yang dari dulu saat ingin aku lihat.
Jika kita bertemu suatu saat nanti, izinkan aku tertawa bersamamu. Aku ingin kita bahagia bersama.
Jika kita bertemu suatu saat nanti, izinkan aku mencintaimu sampai mati. Agar dunia tau bahwa aku memiliki malaikat yang baik hati.
Terimakasih banyak, Febri. Aku sayang sama kamu.

🌹Dia yang penuh kata nanti

Bukan. Dia bukan pemalas.
Kata nanti yang dia ucapkan adalah kata penenangku selama ini.
Entah akan terjadi atau tidak, namun aku tetap percaya kepadanya.
Dia yang selalu berkata nanti,
Adalah orang yang bersamaku selama ini.
Jarak bagi kami bukan apa apa, meski itulah yang jadi pergelutan jika ia tidak jadi pulang.
Waktu bagi kami adalah segalanya, karena bersamanya adalah waktu tersingkat yang bisa bikin bahagia.

👧 "Sayang aku ingin beli ini itu bla bla bla"
👦 "iya sayang nanti beli ya"
👧 " emang punya uang sayang?"
👦 "nanti ada sayanggg"

Tuhan, jadikanlah kata nanti yang selalu dia sebutkan menjadi kata kata yang akan terjadi dan kepastian yang benar benar ada.
Tuhan, aku mencintai dia dan kata nantinya.
Mereka menenangkanku.

Kamis, 31 Desember 2015

Untuk 2K15🎉

Tahun ini mungkin adalah tahun terhebat, karena pada tahun ini, bulan Juni lalu saya berulang tahun ke 17. Dan mungkin saya tidak lagi menjadi anak kecil yang selalu manja. Saya ingin belajar bagaimana agar saya bisa dewasa. Ataupun memakai celana setiap waktu dan menutup pintu kamar mandi setelah digunakan. Saya ingin membuat papa saya bangga, dan ingin membuat mama tersenyum disurga. Sebab jika aku menyusulnya, aku akan disambut dengan senyum bidadariku.

Di tahun ini, saya ingin berterimakasih kepada orang orang yang saya cintai;

1. Papa :
Untuk papaku, terimakasih sudah ingin membesarkan aku sampai sebesar ini atau besar banget. Terimakasih atas cinta papa yang takkan mungkin tergantikan oleh siapapun, terimakasih atas kerja keras papa yang sangat berguna bagi kehidupan saya yang mungkin boros, terimakasih atas support papa yang selalu dijadikan motivasi kedepannya bagi saya. Terimakasih, Papa. I love you❤️


2. Mama :
Untuk mamaku, terimakasih telah menjagaku  10 tahun. Walau hanya 10 tahun aku melihatmu, tapi aku bisa merasakan kasih sayangmu sampai saat ini. Mungkin kalau bisa mengubah waktu, aku akan nurut sama mama kalau disuruh tidur siang, gaakan marah marah sama mama kalo masakannya gaenak dan gak masak, aku gaakan takut dengan kabel oksigen, aku gaakan takut dengan monitor rumah sakit, aku gaakan takut dengan ruang operasi, aku gaakan takut ruang dimana mama berada. Mama, aku sangat mencintaimu. Aku ingin belajar banyak bagaimana caranya dicintai anak anakmu. Aku sayang mama, selalu❤️

3. Cikra Ariya Sokta, kakakku.
Untuk kakakku, Terimakasih telah menjadi teman tergajelas dan teman ternyebelin. Di tahun ini dia telah menjadi Sarjana Seni. Terimakasih telah menjadi teman terbaik! Love yaaaa!

4. Febri Rhamandiva, kekasihku.
Untukmu yang terkasih, saya sangat sangat senang dengan tahun ini. Karena saya telah melewati waktu 1 tahun penuh denganmu.
Mungkin saya yang selalu emosi gara gara kamu yang selalu ketiduran, tapi aku sayang.
Semoga kita bisa bertemu ditahun tahun berikutnya, ya! Te amo❤️

5. Teman teman.
Teman teman tersayang, semoga kalian bisa lebih baik lagi dan jauh lebih dewasa. Saya akan rindu dimana kita sama sama berusia 17 tahun ditahun ini, dimana kita berusaha meluangkan waktu. Terimakasih atas kejutan jika aku ulang tahun, dan jengukan jika aku sakit.


Untuk orang yang aku cinta, doaku takkan pernah berhenti. Semoga Allah akan selalu memberi kebahagiaan, keselamatan, kesehatan dan rezeki untuk kalian. Amiin Ya Rabbal Aalamiin.

Dan ditahun ini lah saya beres PKL, saya seperti kura kura yang bisa berlari cepat.

Waktu akan berlalu, namun kenangan tidak.
Waktu akan berlalu, namun senyuman tidak.
Waktu akan berlalu, namun kebahagiaan tidak.
Waktu akan berlalu, tapi kamu jangan.

TERIMAKASIH 2015! Happy New Yearsssss!

Jumat, 27 November 2015

Sendu

Memang...

Bulan takan pernah lupa pada bintang. Mereka selalu bersinar dalam kegelapan.

Begitu juga matahari,
Dia selalu bersama awan yang selalu meredupkan panasnya matahari

Dan angin pada hujan.
Angin membawa rindu, hujan membawa sendu.

Kita dicipkatan untuk saling melengkapi, bukan saling mencaci.

Kita diciptakan untuk berdampingan, bukan menjadi saingan.

Kita diciptakan untuk menghidupi, bukan untuk mengkhianati.

Bukankah aku selalu bertanya padamu,
Salahkah aku karena mengagumimu, salahkah aku karena selalu meminta maaf padamu, salahkah aku selalu berterimakasih padamu?

Mungkin kita hanya memikirkan kepercayaan dan kesetiaan, tanpa memikirkan kehidupan.

Mungkin kita selalu egois dalam hubungan, tanpa memikirkan keselarasan.

Mungkin kita terlalu mengabaikan, tanpa memikirkan keadaan.

Mungkin kita terlalu cinta, hingga lupa apa artinya bahagia.

Kamis, 16 Juli 2015

Teruntuk yang terkasih, @FebriRhamandiva.

Untuk,

Febri Rhamandiva.

Dari,

Firizka Ayu Kurnia.


Selamat pagi, jiwaku.
Entah harus dengan mengucapkan apalagi untukmu wahai kekasihku saat ini. Jika ada kata sayang yang diperuntukan yang terkasih, akan aku pakai selalu untukmu. Namun, kata sayang disini hampir sama derajatnya.
Entah harus bagaimana lagi memerlakukanmu sebagai orang yang tercinta setelah ayahku, selama kau berada disampingku, aku selalu ingin memerlakukanmu sebagai raja. Karena kau telah memerlakukanku sebagai ratu.
Entah harus darimana lagi aku mencintai dan menyayangimu. Setauku, aku sudah mencintai sisi buruk dan baikmu. Dan aku sudah menyayangi apa yang hadir di hidupmu.

Begitu banyak cobaan yang kita lewati, kau selalu mencoba menenangkanku dengan kata "sudah ya sayang". Kata yang singkat bahkan mengingatkan ku bahwa kau hadir di hidupku ini untuk menjalani rintangan bersamaku bukan hanya untuk melihatku dengan beribu kesakitan yang ku hadapi.

Mungkin aku pemarah, akhir akhir ini kau selalu menggodaku dengan kata "gendut", "gajah", "bapau" jika aku marah. Kata itu berhasil membuatku tersenyum. Beda jika temanku yang berkata panggilan tadi, mungkin aku tidak akan kembali melihatnya untuk menjadi temanku lagi.

Kau itu pekerja keras, kerja yang bisa saja lebih dari 10 jam lebih itu kau hadapi. Kadang aku menangis, bukan, aku bukan sedih karena aku ditinggalmu untuk bekerja, aku hanya sedih bahwa kau kerja lebih dari 10 jam kerja, kau masih saja tersenyum dihadapanku. Jiwamu itu lelah kan, sayang? Tapi kenapa kau masih bisa tersenyum untukku? Hanya itu yang ingin aku tanyakan padamu.
"Sayang aku berangkat dulu ya.
Sayang jaga diri, jaga hati, jaga pikiran disana.
Aku akan pulang sayang, jangan sedih:)
Aku sayang kamu.
I love you my fat girl, Firizka Ayu Kurnia.
Assalamualaikum sayang."
Kata kata itu yang bahkan sudah jadi makanan sehari hari yang aku dengar dari chat yang selalu kita buat dari hari ke hari.
Aku tidak tau keseharianmu disana.
Mungkin jarak ini menyiksa kita, tapi kau hadir untuk membahagiakanku, bukan?

Kata yang kau ucapkan sebelum kau lakukan itu membuatku meneteskan air mata.
Ingin sekali aku menatap wajahmu lalu membelai pipimu dan berkata
"Sayang, kita lihat kedepannya saja. Baiknya gimana."
Namun, aku tak sanggup...

Mungkin kamu seperti matahari, kamu rela membakar dirinya sendiri untuk menyinariku.

Kata kata ini tak seberapa dengan apa yang ada di isi hatiku.
Kau hadir dengan senyum, seolah mengajakku untuk senyum bersama.
Kau hadir membawa bahagia, seolah  mengajakku untuk bahagia bersama.
Apa yang kau bawa untukku itu bukan semuanya untukku.
Aku dan kamu itu diciptakan untuk menjadi kita.
Maka, apa yang kau bawakan untukku adalah untuk kita.

Sekian tulisan singkat yang meceritakan tentang kita.

I love you, My Pizza Man.

Febri Rhamandiva.

Rabu, 18 Februari 2015

Sangkar

Aku selalu membiarkanmu pergiberterbangan kemanapun... sesukamu...
Aku selalu membiarkanmu mencari apa yang kamu suka.
Aku selalu membiarkanmu membuang kepenatanmu
Aku tidak membiarkan kamu selalu di tempat ini
Aku tidak akan memaksamu untuk cepat pulang
Aku tidak akan ‘menghilangkan’ diriku disaat kamu lupa akan aku.
Aku tidak akan bosan untuk selalu menunggu kedatangan kamu kembali.
Aku hanya kesal, angin begitu besar usahanya untuk menjatuhkanku.
Aku hanya kesal, hujan selalu membuatku kedinginan.
Aku hanya kesal, matahari selalu membuatku kusam.
Aku hanya kesal, karena aku tidak tau sampai kapan aku menempelkan diriku pada batang kayu yang sudah aku anggap tak layak untuk aku tempati.
Aku hanya kesal, mengapa burung burung lain yang datang kepadaku.
Sialnya, aku masih bertahan.
Bukankah seharusnya aku sudah jatuh tertiup angin yang sangat kencang?
Bukankah aku seharusnya mengurung burung burung yang lain disaat aku tau bahwa itu bukan kamu?
Bukankah aku seharusnya tidak menunggumu lagi?
Disini aku menunggumu. Menunggu kehadiranmu yang tak pasti.
Tapi doakan aku, agar aku tak tertiup angin sebelum kamu datang.
Doakan aku, agar aku tak mati kedinginan sebelum kamu pulang.
Doakan aku, agar aku tak terbakar matahari sebelum kamu merasakan kehangatan diriku.

Sayang, percaya padaku, bahwa aku takkan pernah pergi sebelum kamu pulang.

-          Ucap sangkar kepada burung.


22:03 4 Februari 2015 

Dia; yang mencintaiku tanpa syarat (2)

“Selamat pagi, Sayang. Selamat tanggal 1 untuk yang ke 17 kita sayang. Maafin aku kalau aku belum bisa buat ayang bahagia. Sayang, semanga...