Aku selalu
membiarkanmu pergiberterbangan kemanapun... sesukamu...
Aku selalu
membiarkanmu mencari apa yang kamu suka.
Aku selalu
membiarkanmu membuang kepenatanmu
Aku tidak
membiarkan kamu selalu di tempat ini
Aku tidak
akan memaksamu untuk cepat pulang
Aku tidak
akan ‘menghilangkan’ diriku disaat kamu lupa akan aku.
Aku tidak
akan bosan untuk selalu menunggu kedatangan kamu kembali.
Aku hanya
kesal, angin begitu besar usahanya untuk menjatuhkanku.
Aku hanya
kesal, hujan selalu membuatku kedinginan.
Aku hanya
kesal, matahari selalu membuatku kusam.
Aku hanya
kesal, karena aku tidak tau sampai kapan aku menempelkan diriku pada batang
kayu yang sudah aku anggap tak layak untuk aku tempati.
Aku hanya
kesal, mengapa burung burung lain yang datang kepadaku.
Sialnya,
aku masih bertahan.
Bukankah seharusnya
aku sudah jatuh tertiup angin yang sangat kencang?
Bukankah aku
seharusnya mengurung burung burung yang lain disaat aku tau bahwa itu bukan
kamu?
Bukankah aku
seharusnya tidak menunggumu lagi?
Disini aku
menunggumu. Menunggu kehadiranmu yang tak pasti.
Tapi doakan
aku, agar aku tak tertiup angin sebelum kamu datang.
Doakan aku,
agar aku tak mati kedinginan sebelum kamu pulang.
Doakan aku,
agar aku tak terbakar matahari sebelum kamu merasakan kehangatan diriku.
Sayang,
percaya padaku, bahwa aku takkan pernah pergi sebelum kamu pulang.
-
Ucap
sangkar kepada burung.
22:03 4 Februari 2015