Selasa, 31 Desember 2013

Hujan

Beberapa percikan air turun menuju tanah yang kering.
Petrichor datang mengundang dari jendela tua kamarku.
Mengundang untuk melihat hujan ‘menari’.
Mengundang untuk merasakan ‘hangat’-nya hujan.
Mengundang untuk berbagi kebahagiaan bersama hujan.

Tak mau menjadi manusia yang sombong, melihat hujan adalah pilihan ku.
“Pedulikanlah hujan sebelum kamu tidak dipedulikan oleh hujan” – Ucap Petrichor yang angkuh.
Saat ku buka jendela, Petrichor menyambut dengan gembira dan tetap angkuh.
Hujan menyambutku dengan menghadirkan Petrichor dan tarian indah.

Hujan tidak pernah membuatku bosan, walau kadang aku dibuat kesal olehnya.
Jika aku marah karena adanya hujan, sebut aku manusia sombong.
Jika aku sedih, sebut aku manusia cengeng.
Jika aku bosan, sebut aku manusia bodoh.
Jika aku senang, sebut aku manusia pintar.

Tak ada alasan untuk membencimu, Hujan.

Percayalah padaku, bahwa orang orang membencimu adalah orang yang tidak patuh dengan diri sendiri. 

Dia; yang mencintaiku tanpa syarat (2)

“Selamat pagi, Sayang. Selamat tanggal 1 untuk yang ke 17 kita sayang. Maafin aku kalau aku belum bisa buat ayang bahagia. Sayang, semanga...